Pagi
ini shock baca berita tentang anak SMP yang bunih diri. Bisa bayangin
gak sih, anak seumur itu (sekitar 13/ 14 thn) bisa punya pikiran bunuh
diri. Ada apa?
ini shock baca berita tentang anak SMP yang bunih diri. Bisa bayangin
gak sih, anak seumur itu (sekitar 13/ 14 thn) bisa punya pikiran bunuh
diri. Ada apa?
Menurut cerita yang aku baca, anak ini korban broken home.
Ayah ibunya bercerai dan masing-masing sudah menikah lagi. Si anak di
titipkan ke nenek dan tantenya, sementara ayah ibunya tinggal dengan
keluarga mereka masing-masing. Whaaaattttttt!!!! Kok bisa dan tega ya…
*sedih*
Ayah ibunya bercerai dan masing-masing sudah menikah lagi. Si anak di
titipkan ke nenek dan tantenya, sementara ayah ibunya tinggal dengan
keluarga mereka masing-masing. Whaaaattttttt!!!! Kok bisa dan tega ya…
*sedih*
Anak
ini merasa kedua orang tuanya gak sayang dia lagi. Dan dia ingin
kembali pada sang pencipta yang jelas-jelas menyayangi dan mencintainya.
ini merasa kedua orang tuanya gak sayang dia lagi. Dan dia ingin
kembali pada sang pencipta yang jelas-jelas menyayangi dan mencintainya.
Kalau
dilihat backgroundnya, anak ini gak ada kekurangannya. Sekolahnya elite
dan pinter. Tp ternyata di lubuk hati terdalamnya, dia depresi.
dilihat backgroundnya, anak ini gak ada kekurangannya. Sekolahnya elite
dan pinter. Tp ternyata di lubuk hati terdalamnya, dia depresi.
Baca cerita ini, kok ya ngenes ya.
Kita
(khususnya aku) kadang merasa menjadi orang tua yang baik adalah ketika
kita bisa memenuhi segala keperluan mereka, ketika kita bisa selalu
memberikan yang terbaik untuk mereka, ketika kita membanting tulang
mencari materi untuk memenuhi segala kebutuhan mereka. Malah kadang kita
mengambil dalih, waktu habis untuk mencari materi ya demi mereka. Tanpa
sadar sebenernya yang sangat mereka butuhkan bukan cuma itu. Mereka
butuh KITA. Kita dalam arti sesungguhnya, kita dalam arti fisik dan hati
kita. Ini tamparan keras banget buat aku pribadi.
(khususnya aku) kadang merasa menjadi orang tua yang baik adalah ketika
kita bisa memenuhi segala keperluan mereka, ketika kita bisa selalu
memberikan yang terbaik untuk mereka, ketika kita membanting tulang
mencari materi untuk memenuhi segala kebutuhan mereka. Malah kadang kita
mengambil dalih, waktu habis untuk mencari materi ya demi mereka. Tanpa
sadar sebenernya yang sangat mereka butuhkan bukan cuma itu. Mereka
butuh KITA. Kita dalam arti sesungguhnya, kita dalam arti fisik dan hati
kita. Ini tamparan keras banget buat aku pribadi.
Jujur,
susah untuk mengulik isi hati mereka untuk tahu apa sebenernya yang
mereka rasa. Sampai sekarang aku masih terus belajar untuk itu. Karena
tipe anak-anak aku adalah tipe yang gak bisa langsung mengungkapkan
perasaannya. Harus di puter-puter dulu obrolannya sampai akhirnya mereka
mengungkapkan perasaannya.
susah untuk mengulik isi hati mereka untuk tahu apa sebenernya yang
mereka rasa. Sampai sekarang aku masih terus belajar untuk itu. Karena
tipe anak-anak aku adalah tipe yang gak bisa langsung mengungkapkan
perasaannya. Harus di puter-puter dulu obrolannya sampai akhirnya mereka
mengungkapkan perasaannya.
Poin
penting yang aku ambil dari cerita di atas adalah jangan lewatkan waktu
yang sangat berharga bersama mereka, karena mereka terus berkembang.
penting yang aku ambil dari cerita di atas adalah jangan lewatkan waktu
yang sangat berharga bersama mereka, karena mereka terus berkembang.
Pernah
gak sih ngerasa nyerah menghadapi segala polah dan tingkah laku mereka?
Kalau aku sering banget. Padahal waktu aku full buat mereka cuma di
weekend. Tapi gak jarang di weekend itulah justru taring dan tanduk aku
keluar menghadapi mereka yang akhirnya berbuntut bentakan.
gak sih ngerasa nyerah menghadapi segala polah dan tingkah laku mereka?
Kalau aku sering banget. Padahal waktu aku full buat mereka cuma di
weekend. Tapi gak jarang di weekend itulah justru taring dan tanduk aku
keluar menghadapi mereka yang akhirnya berbuntut bentakan.
Kalau
dipikir, gak selamanya kok mereka akan seperti itu. Seiring
bertambahnya usia mereka, mereka akan menjadi pribadi yang lebih dewasa.
Yang gak harus diteriakin lagi untuk beresin mainan dan segala hal lain
yang membuat kita keluar tanduk dan taringnya saat ini. Iya, emang
teorinya seperti itu, tapi implementasinya susah (untuk aku). Tetep aja
tanduk dan taring keluar *malu* *nangis*.
dipikir, gak selamanya kok mereka akan seperti itu. Seiring
bertambahnya usia mereka, mereka akan menjadi pribadi yang lebih dewasa.
Yang gak harus diteriakin lagi untuk beresin mainan dan segala hal lain
yang membuat kita keluar tanduk dan taringnya saat ini. Iya, emang
teorinya seperti itu, tapi implementasinya susah (untuk aku). Tetep aja
tanduk dan taring keluar *malu* *nangis*.
Baca juga : Setiap Anak Berbeda
Belajar
dari cerita di awal postingan ini, yuk kita sama-sama belajar kalau
sebenernya yang anak-anak butuhkan bukan cuma materi, mainan atau baju.
Yang mereka butuhkan adalah kehadiran kita, rasa cinta dan sayang kita.
Sentuhlah hati mereka.. Sayangilah mereka..
dari cerita di awal postingan ini, yuk kita sama-sama belajar kalau
sebenernya yang anak-anak butuhkan bukan cuma materi, mainan atau baju.
Yang mereka butuhkan adalah kehadiran kita, rasa cinta dan sayang kita.
Sentuhlah hati mereka.. Sayangilah mereka..
*jadi pengen pulang meluk krucils aku*
Tags : Parenting
In Parenting
prana ningrum says
syedih juga ya mak mendengar cerita ini…memang perceraian itu yang mjd korban sll anak ya. smoga ini tdk terjadi di keluarga kita ya mksh sharenya salam kenal
Wian says
Salam kenal juga mba..
Aamiin.. Semoga kita dijauhkan deh ya sama hal2 seperti itu.
Tyaseta Sardjono says
ya angka bunuh diri itu tinggi
http://hatidanpikiranjernih.blogspot.com
Tyaseta Sardjono says
ya angka bunuh diri itu tinggi
Wian says
Miris ya mak…
yasinta astuti says
Hubungan orang tua sama anak juga ngaruh ya mak.. Saya miris liat berita ini, kerasa banget gitu kan ngegedein anak kan susah ..
Semoga anak-anak kita terhindar dari hal semacam ini amin
Wian says
Aamiin…
Bonding antara anak dan orang tua hrs dibangun sejak dini. Ini yang agak susah susah gampang