Kereta ekonomi |
Untuk transportasi di Sukabumi, kita sewa elf. Kira-kira mobil elf ini bisa muat sampai 15 orang. Biaya sewa elf nya kurang lebih IDR1,4K udah include bensin tapi exclude tips supir dan tiket masuk tempat wisata.
Karena kita berangkatnya pagi-pagi buta, sudah bisa dipastikan kalau gak sempet sarapan di rumah. Jadi kita pesen bubur bunut (bubur yang nge-hits seantero Sukabumi). Order by phone untuk kita ambil ketika sampai di sukabumi dan kita bawa untuk di makan di perjalanan menuju tempat wisata (demi menghemat waktu). Nah untuk ganjel perut, kita beli roti, lontong dan jeruk (say thanks untuk panitia konsumsi yang sudah nyiapin semuanya dari Jakarta, Hehe).
Sampai stasiun Sukabumi |
Tujuan pertama kita adalah Situ Gunung. Sebenernya kalau mau ke Situ Gunung, lebih enak turunnya di stasiun Cisaat. Tapi karena kita mau ambil bubur bunut dulu, jadi kita turunnya di stasiun Sukabumi. Setelah itu langsung menuju Situ Gunung.
Setelah mobil di parkir di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, ternyata kita masih harus jalan turun menuju danau Situ Gunungnya. Untungnya jalannya gak terlalu jauh.
Start awal jalan kaki menuju danau |
Jalanannya masih manusiawi |
Situ Gunung merupakan salah satu destinasi wisata yang berada di wilayah
administrative Kabupaten Sukabumi. Terletak di bawah kaki Gunung
Pangrango dan masuk ke dalam “Taman Nasional Gunung Gede Pangrango”. Situ Gunung ini
penampakan nya berupa danau yang cukup luas dan di kelilingin hutan pinus yang
sangat lebat, di sekitar danau terdapat area kamping dan juga penginapan yang
di kelola SITU GUNUNG PARK (Taman Nasional Gunung Gede Pangrango). Untuk yang suka ketenangan, cocok banget nih kesini. Udaranya masih sejuk banget.
Situ Gunung |
Sayang banget gak bisa lama-lama disana karena diburu waktu. Setelah puas foto-foto di situ gunung, kita langsung cus ke Curug Sawer. Berbekal informasi dari google, kita memutuskan untuk naik ojek menuju Curug Sawer karena jalan menuju Curug Sawer cukup terjal dan setapak. Ternyata di Situ Gunung banyak banget ojek berkeliaran yang menawarkan jasa untuk mengantar ke Curug Sawer dengan tarif PP (Situ Gunung-Curug Sawer-Situ Gunung) IDR50K. Perjalanan dimulai dengan menurun keluar dari Situ Gunung dan bener aja.. ternyata jalanannya cukup buat dag dig dug. Jalanan setapak yang masih berupa tanah dan batu dimana di sisi kiri adalah jurang dan di sisi kanan adalah tebing (coba bayangin deh). Jalanannya aduhai banget. Naik ojek aja aku harus pegangan kuat-kuat ditambah teriakan-teriakan setiap ojeknya menerjang batu-batu di sepanjang jalan. Sampe tukang ojeknya bilang “Mbak, kalau takut pegangan saya aja” Whaaattttt!!!!!! No no no!!!
Naik ojek |
Untuk masuk ke Obyek Wisata, kita cukup membayar Rp. 6.000.
Setelah membayar tiket, motor masih melaju terus sampai akhirnya
berhenti di tanah yang agak tinggi dan lapang untuk parkir motor. Ada
beberapa warung di sana yang menjual air kemasan dan makanan ringan.
Dari tempat parkir, aku masih harus jalan lagi sekitar 15 menit untuk
mencapai Curug Sawer (alamaaakkkk). Jalanan menurun, dihiasi bambu di kiri kanan jalan. Sebuah jembatan bambu mengantar
kita menyeberangi sungai kecil itu untuk menuju ke air terjun.
Jalan menuju Curug Sawer |
Menyebrangi jembatan bambu |
Akhirnya sampe |
Kalau dilihat dari namanya, tempat wisata satu ini memang unik banget. Dan
konon nama tempat wisata Curug Sawer muncul karena besarnya percikan curug
dari pusat jatuhnya air terjun. Jadi meskipun kita berada
jauh dari air terjun, badan kitaa akan tetap basah oleh percikan
air. Di sini kita bisa liat beberapa anak
sungai dan biasanya digunakan untuk mandi (kalau tahan sama
dingin karena airnya dingiiinnn banget. Kalah deh tuh air kulkas), karena memang kawasan Curug Sawer ini berada pada ketinggian
antara 900-1300 mdpl).
Curug Sawer |
Airnya bikin beku |
PR setelah puas main air adalaaaaahhhh harus jalan lagi menuju tempat parkir ojek (inhale exhale). Untung ada warung. Jadi bisa istirahat dulu sekalian shoalat dan cemil-cemil.
Setelah dari Curug Sawer kita cari tempat makan siang seketemunya di jalan menuju stasiun Cisaat aja, karena waktunya udah mepet. Kenapa kita pulangnya dari stasiun cisaat? Ya itu tadi, waktunya udah mepet banget. Sayang banget jadwal kereta pulangnya gak ada yang lebih sore lagi. Jadi keburu-buru.
Badan lelah, hati senang |
Mari pulang..marilah pulang… |
Seru banget deh ngebolang kali ini. Jadi penasaran pengen bawa anak-anak camping di perkemahan sekitar Situ Gunung. Namanya kalau gak salah, Tanakita.
Sampai ketemu di ngebolang berikutnya |
Tags : Travelling
Leave a Comment