Orang
tua mana sih yang nggak ingin anaknya hebat. Pada hari dimana periode
pengambilan raport, media sosial ramai dengan postingan raport anak yang
diunggah oleh orang tua mereka. Atau ketika masa UTS (Ujian Tengah
Semester), media sosial juga ramai dengan postingan nilai UTS yang
mencapai nilai 100. Apakah definisi anak hebat hanya dilihat dari nilai
akademis anak? Faktor apa lagi yang mendukung untuk menjadi anak hebat?
Baca terus sampai akhir ya 😉
Hari
sabtu tanggal 17 Juni lalu, aku berkesempatan hadir dalam acara Buka
Puasa Bersama Bebelac “Juara Hebat Kebaikan” yang bertempat di Patio
Trattoria & Pizzeria.
sabtu tanggal 17 Juni lalu, aku berkesempatan hadir dalam acara Buka
Puasa Bersama Bebelac “Juara Hebat Kebaikan” yang bertempat di Patio
Trattoria & Pizzeria.

Salah
satu acara yang paling ditunggu adalah talkshow yang disampaikan oleh
psikolog Roslina Verauli dan Binky Paramitha, psikolog dari Rumah
Dandelion. Menurut aku, talkshow ini sangat bermanfaat bagi kami para
ibu muda *uhuk* yang saat itu hadir dengan membawa buah hati.
satu acara yang paling ditunggu adalah talkshow yang disampaikan oleh
psikolog Roslina Verauli dan Binky Paramitha, psikolog dari Rumah
Dandelion. Menurut aku, talkshow ini sangat bermanfaat bagi kami para
ibu muda *uhuk* yang saat itu hadir dengan membawa buah hati.
![]() |
Talkshow oleh psikolog Roslina Verauli dan Binky Paramitha, psikolog dari Rumah Dandelion |
Selain
talkshow yang sangat bermafaat bagi kami para ibu, Bebelac juga
mengundang teman-teman dari Rumah Yatim. Dari situ, kita bisa langsung
mengajarkan kepada anak tentang nilai kebaikan. Anak diberikan 2 set
buku mewarnai beserta pinsil warnanya dan anak diminta untuk memberikan 1
set kepada teman-teman dari Rumah Yatim.
talkshow yang sangat bermafaat bagi kami para ibu, Bebelac juga
mengundang teman-teman dari Rumah Yatim. Dari situ, kita bisa langsung
mengajarkan kepada anak tentang nilai kebaikan. Anak diberikan 2 set
buku mewarnai beserta pinsil warnanya dan anak diminta untuk memberikan 1
set kepada teman-teman dari Rumah Yatim.
![]() |
Teman-teman dari Rumah Yatim dan Sanggar Kak Yuli sedang berbagi cerita tentang hal kebaikan yang pernah mereka lakukan |
![]() |
Dasha belajar berbagi dengan teman-teman dari Rumah Yatim |
Untuk menunggu waktu berbuka puasa, kita disuguhkan penampilan teman-teman dari Sanggar Kak Yuli. Mereka menari dan bernyanyi.
![]() |
Teman-teman dari Sanggar Kak Yuli |
***
Anak hebat adalah anak yang memiliki kecerdasan intelektual/ IQ (cepat tanggap) dan kecerdasan emosional/ EQ (kebaikan hati).
Nilai
kebaikan perlu ditanamkan sejak dini kepada anak agar kecerdasan emosi
mereka semakin terasah dan tumbuh menjadi anak dengan kepribadian yang
kuat. Banyak manfaat yang didapat jika anak-anak memiliki kemampuan
berbuat baik sejak kecil, diantaranya :
kebaikan perlu ditanamkan sejak dini kepada anak agar kecerdasan emosi
mereka semakin terasah dan tumbuh menjadi anak dengan kepribadian yang
kuat. Banyak manfaat yang didapat jika anak-anak memiliki kemampuan
berbuat baik sejak kecil, diantaranya :
- Percaya Diri. Dengan
memiliki kemampuan berbuat baik yang sudah tertanam dalam diri anak
sejak kecil, kelak ia akan mampu berinteraksi dalam cara-cara yang
positif. - Adaptif Terhadap Lingkungan. Anak yang memiliki kemampuan berbuat
baik sejak dini, cenderung tidak agresif. Sehingga ia mampu dengan mudah
menyesuaikan diri terhadap keadaan. - Mampu Berkolaborasi. Terbiasa melakukan hal-hal baik sejak kecil
juga akan membuat mereka mudah bekerjasama (kooperatif) dengan orang
lain.
Hal-hal tersebut merupakan modal dasar bagi mereka untuk
nantinya membangun pertemanan dan hubungan dengan orang-orang
disekitarnya.
Dari
sini kita sudah bisa sedikit menarik kesimpulan jika anak hebat nggak
hanya mengandalkan IQ tinggi semata. Lebih lanjut, Mba Verauli
menyampaikan bahwa anak dengan kompetensi emosional dan sosial atau
senang berbuat baik pada orang lain biasanya cenderung memiliki performa
akademis yang lebih baik di sekolah, bahkan diperkirakan lebih disukai
teman-temannya.
sini kita sudah bisa sedikit menarik kesimpulan jika anak hebat nggak
hanya mengandalkan IQ tinggi semata. Lebih lanjut, Mba Verauli
menyampaikan bahwa anak dengan kompetensi emosional dan sosial atau
senang berbuat baik pada orang lain biasanya cenderung memiliki performa
akademis yang lebih baik di sekolah, bahkan diperkirakan lebih disukai
teman-temannya.
Keseimbangan antara IQ dan EQ serta adanya Dukungan Sosial, akan menghasilkan anak hebat.
Lalu,
bagaimana peran kita sebagai orang tua dalam menstimulasi EQ mereka?
Dan dukungan sosial seperti apa yang dibutuhkan anak?
bagaimana peran kita sebagai orang tua dalam menstimulasi EQ mereka?
Dan dukungan sosial seperti apa yang dibutuhkan anak?
Kita
sebagai ibu memiliki peran penting dalam menstimulasi dan menjalin
kedekatan emosional dengan anak agar mereka memiliki kemampuan yang
lebih baik dalam menampilkan kebaikan pada orang sekitarnya.
sebagai ibu memiliki peran penting dalam menstimulasi dan menjalin
kedekatan emosional dengan anak agar mereka memiliki kemampuan yang
lebih baik dalam menampilkan kebaikan pada orang sekitarnya.
Cara ini bisa dilakukan (dan menjadi catatan penting) bagi para orang tua dalam melakukan stimulasi :
1. Jangan Bandingkan Anak
Ini
kunci utama yang perlu diingat oleh para orang tua. Jangan pernah
sekali-kali membandingkan anak dengan anak lain. Karena setiap usia anak
memiliki perkembangan yang berbeda dan setiap anak akan cerdas sesuai
usianya. Sebagai contoh, anak dengan usia 2 – 7 tahun biasanya :
kunci utama yang perlu diingat oleh para orang tua. Jangan pernah
sekali-kali membandingkan anak dengan anak lain. Karena setiap usia anak
memiliki perkembangan yang berbeda dan setiap anak akan cerdas sesuai
usianya. Sebagai contoh, anak dengan usia 2 – 7 tahun biasanya :
- Egosentris (Berpusat pada diri sendiri)
- Perkembangan logika belum sepurna
- Anak fokus pada satu hal saja
- perkembangan bahasa meningkatkan dan mulai memahami simbol
2. Menjadi Role Model
Mengajarkan
dan menumbuhkan nilai kebaikan sejak dini dapat dimulai dengan hal
kecil. Namun perlu diingat, hal kecil ini mungkin kadang luput dari
perhatian. Untuk itu, kita sebagai orang tua dapat menjadi role model
bagi anak. Dengan melihat apa yang kita lakukan setiap hari, maka anak
akan mencontohnya.
dan menumbuhkan nilai kebaikan sejak dini dapat dimulai dengan hal
kecil. Namun perlu diingat, hal kecil ini mungkin kadang luput dari
perhatian. Untuk itu, kita sebagai orang tua dapat menjadi role model
bagi anak. Dengan melihat apa yang kita lakukan setiap hari, maka anak
akan mencontohnya.
Sebagai
contoh, setiap ayah pulang kantor, kita (ibu) menyambut ayah dengan
mencium tangan. Lambat laun, anak insyaAllah akan meniru apa yang kita
lakukan dan tanpa sadar akan menjadi habbit positif bagi anak.
contoh, setiap ayah pulang kantor, kita (ibu) menyambut ayah dengan
mencium tangan. Lambat laun, anak insyaAllah akan meniru apa yang kita
lakukan dan tanpa sadar akan menjadi habbit positif bagi anak.
3. Melibatkan Anak Dalam Pekerjaan Rumah Tangga
Biasanya
mereka senang sekali melakukan sesuatu sama dengan apa yang kita
lakukan. Misalnya, anak-anakku paling senang jika ikut mencuci piring
(meski kadang malah justru jadi lebih berantakan), atau mereka akan
senang sekali jika diminta bantuan untuk sekedar mengaduk-aduk jelly
yang hendak dibuat, dan sebagainya. Dengan membiarkannya terlibat dalam
pekerjaan rumah tangga, mereka akan merasa dihargai atas apa yang mereka
lakukan (meskipun belum sempurna). Untuk saat ini mungkin mereka
melakukannya untuk membantu kita, tapi kelak suatu saat mereka akan
melakukan hal-hal kecil tadi untuk kebutuhan mereka. Ketika mereka mampu
melakukan hal kecil untuk dirinya sendiri, maka ia akan mampu melakukan
hal besar untuk orang lain.
mereka senang sekali melakukan sesuatu sama dengan apa yang kita
lakukan. Misalnya, anak-anakku paling senang jika ikut mencuci piring
(meski kadang malah justru jadi lebih berantakan), atau mereka akan
senang sekali jika diminta bantuan untuk sekedar mengaduk-aduk jelly
yang hendak dibuat, dan sebagainya. Dengan membiarkannya terlibat dalam
pekerjaan rumah tangga, mereka akan merasa dihargai atas apa yang mereka
lakukan (meskipun belum sempurna). Untuk saat ini mungkin mereka
melakukannya untuk membantu kita, tapi kelak suatu saat mereka akan
melakukan hal-hal kecil tadi untuk kebutuhan mereka. Ketika mereka mampu
melakukan hal kecil untuk dirinya sendiri, maka ia akan mampu melakukan
hal besar untuk orang lain.
4. Libatkan Seluruh Keluarga
Untuk
lebih menanamkan nilai kebaikan sejak dini, perlu dukungan dari seluruh
keluarga. Karena anak tidak hanya berinteraksi dengan kita kedua orang
tuanya. Tapi juga berinteraksi dengan kakak/adik, nenek, kakek, dan
pengasuh. Maka akan lebih efektif jika nilai-nilai kebaikan juga
diajarkan oleh mereka. Jangan sampai ada perbedaan nilai yang coba
disampaikan kepada anak. Contoh, orang tua mengajarkan anak untuk
merapihkan mainan setelah selesai dimainkan. Sementara kakek/ nenek
justru menyuruh pengasuh untuk merapihkan mainan yang sudah selesai
dimainkan.
lebih menanamkan nilai kebaikan sejak dini, perlu dukungan dari seluruh
keluarga. Karena anak tidak hanya berinteraksi dengan kita kedua orang
tuanya. Tapi juga berinteraksi dengan kakak/adik, nenek, kakek, dan
pengasuh. Maka akan lebih efektif jika nilai-nilai kebaikan juga
diajarkan oleh mereka. Jangan sampai ada perbedaan nilai yang coba
disampaikan kepada anak. Contoh, orang tua mengajarkan anak untuk
merapihkan mainan setelah selesai dimainkan. Sementara kakek/ nenek
justru menyuruh pengasuh untuk merapihkan mainan yang sudah selesai
dimainkan.
5. Konsisten
Sebagai
orang tua (ayah dan ibu) juga harus konsisten dalam menanmkan
nilai-nilai kebaikan sejak dini. “Jangan kasih kendor” gitu mungkin ya
perumpamaannya. Hehehe.. Sekali kita mengajarkan anak tentang nilai
kebaikan A, maka ya A itu yang harus dilakukan. No excuse.
orang tua (ayah dan ibu) juga harus konsisten dalam menanmkan
nilai-nilai kebaikan sejak dini. “Jangan kasih kendor” gitu mungkin ya
perumpamaannya. Hehehe.. Sekali kita mengajarkan anak tentang nilai
kebaikan A, maka ya A itu yang harus dilakukan. No excuse.
6. Beri Kesempatan
Berikan
ruang untuk anak melakukan kebaikan sesuai inisiatifnya. Jangan sampai
anak merasa perilaku kebaikan yang muncul atas inisiatifnya di”ciut”kan
oleh orang tua. Hindari statement “Ngapain sih pake begitu segala?”
“Nggak usah lah!”. Karena menurut aku, statement-statement itu yang
tanpa sadar akan menjatuhkan semangat anak dalam berinisiatif melakukan
kebaikan.
ruang untuk anak melakukan kebaikan sesuai inisiatifnya. Jangan sampai
anak merasa perilaku kebaikan yang muncul atas inisiatifnya di”ciut”kan
oleh orang tua. Hindari statement “Ngapain sih pake begitu segala?”
“Nggak usah lah!”. Karena menurut aku, statement-statement itu yang
tanpa sadar akan menjatuhkan semangat anak dalam berinisiatif melakukan
kebaikan.
7. Lakukan Pendampingan
Bantu
anak ketika melakukan kesulitan dan meminta bantuan untuk melakukan
kebaikan. Contoh, anak ingin mengundang pak satpam berbuka puasa di
rumah, namun anak belum mengerti cara mengundnag pak satpam seperti apa.
Maka kita bisa membantu mereka untuk menulis undangan atau menyampaikan
secara langsung undangan anak kepada pak satpam.
anak ketika melakukan kesulitan dan meminta bantuan untuk melakukan
kebaikan. Contoh, anak ingin mengundang pak satpam berbuka puasa di
rumah, namun anak belum mengerti cara mengundnag pak satpam seperti apa.
Maka kita bisa membantu mereka untuk menulis undangan atau menyampaikan
secara langsung undangan anak kepada pak satpam.
8. Berikan Apresiasi
Berikan
apresiasi atas setiap perbuatan baik yang dilakukan anak meskipun
mungkin hasilnya tidak sesuai harapan. Berikan pujian ketika mereka
membantu kita atau melakukan hal kebaikan. Pun ketika mereka mengalami
kegagalan. Apresiasi bisa dalam bentuk verbal (pujian) atau non verbal
(pelukan, acungan jempol). Pemberian apresiasi ini akan membuat mereka
semakin termotivasi dari dalam diri untuk melakukan perbuatan baik
setiap hari.
apresiasi atas setiap perbuatan baik yang dilakukan anak meskipun
mungkin hasilnya tidak sesuai harapan. Berikan pujian ketika mereka
membantu kita atau melakukan hal kebaikan. Pun ketika mereka mengalami
kegagalan. Apresiasi bisa dalam bentuk verbal (pujian) atau non verbal
(pelukan, acungan jempol). Pemberian apresiasi ini akan membuat mereka
semakin termotivasi dari dalam diri untuk melakukan perbuatan baik
setiap hari.
9. Berikan Nutrisi yang Tepat
Nutrisi
yang tepat sesuai dengan masa tumbuh kembang anak merupakan faktor
pendukung perkembangan kecerdasan intelektual dan emosional anak. Karena
dnegan nutrisi yang optimal maka anak-anak akan mampu menyerap
pembelajaran dan beradaptasi terhadap lingkungan. Nutrisi yang baik
adalah yang mengandung minyak ikan, asam linoleat serta vitamin dan
mineral, dimana semuanya bisa didapat dari menu makanan yang seimbang
dan susu.
yang tepat sesuai dengan masa tumbuh kembang anak merupakan faktor
pendukung perkembangan kecerdasan intelektual dan emosional anak. Karena
dnegan nutrisi yang optimal maka anak-anak akan mampu menyerap
pembelajaran dan beradaptasi terhadap lingkungan. Nutrisi yang baik
adalah yang mengandung minyak ikan, asam linoleat serta vitamin dan
mineral, dimana semuanya bisa didapat dari menu makanan yang seimbang
dan susu.
![]() |
Nutrisi yang tepat merupakan faktor pendukung perkembangan kecerdasan intelektual dan emosional anak |
***
Melihat
pentingnya stimulasi dalam menumbuhkan keseimbangan kecerdasan
intelektual dan emosi anak, sekaligus mengajarkan nilai-nilai kebaikan
untuk membentuk karakter anak yang hebat, Bebelac mengadakan kegiatan
“Juara Hebat Kebaikan” untuk menginspirasi para orang tua dalam
melakukan kegiatan positif bersama anak. Dengan berpartisipasi dalam
Juara Hebat Kebaikan, dari setiap 1 anak yang melakukan aksi hebat
kebaikan maka akan ada 1 donasi yang diberikan untuk Rumah Yatim.
pentingnya stimulasi dalam menumbuhkan keseimbangan kecerdasan
intelektual dan emosi anak, sekaligus mengajarkan nilai-nilai kebaikan
untuk membentuk karakter anak yang hebat, Bebelac mengadakan kegiatan
“Juara Hebat Kebaikan” untuk menginspirasi para orang tua dalam
melakukan kegiatan positif bersama anak. Dengan berpartisipasi dalam
Juara Hebat Kebaikan, dari setiap 1 anak yang melakukan aksi hebat
kebaikan maka akan ada 1 donasi yang diberikan untuk Rumah Yatim.
Kita
juga bisa loh ikut berpartisipasi dalam Kegiatan Juara Hebat Kebaikan.
Caranya kirimkan foto atau video dan cerita aksi hebat kebaikan buah
hati ke www.bebeclub.co.id/juarahebatkebaikan. Masih ada waktu sampai
dengan 30 Juni 2017 nih. Yuk ikutan…….
juga bisa loh ikut berpartisipasi dalam Kegiatan Juara Hebat Kebaikan.
Caranya kirimkan foto atau video dan cerita aksi hebat kebaikan buah
hati ke www.bebeclub.co.id/juarahebatkebaikan. Masih ada waktu sampai
dengan 30 Juni 2017 nih. Yuk ikutan…….
***
Jadilah
inspirasi untuk terus menanamkan pentingnya melakukan kebaikan pada
anak sejak dini dan jadikan anak Juara Hebat Kebaikan.
inspirasi untuk terus menanamkan pentingnya melakukan kebaikan pada
anak sejak dini dan jadikan anak Juara Hebat Kebaikan.

Tags : Parenting
Wah si kk pintar yah bangga jadi orangtuanya
Alhamdulillah mak
Oh jadi IQ dan EQ harua berimbang ya, tapi kadang kebanyakan Ibu masih belum terlalu paham. Terima kasih sharingnya Mbak
Kebanyakan ortu lebih mengedepankan IQ mba. Pokoknya IQ tinggi is the best lah
Rupanya bermanfaat banget nih mba..acaranya seru yaa..
Seru banget mba,..
soal percaya diri, banyak banget mba anak yang percaya dirinya over jadi kebawa sampe dewasa
Nggak oke juga ya klo terlampau percaya diri
eh gagal fokus, kok mbak mirip banget sama model di sebelahnya, hihi kirain kembarannya taunya Sheeren Sungkar. Di rumah aku sudah melakukan disiplin saling membantu antar saudara dan orangtua mbak, memang terasa sekali efek baiknya..
Aaaahh mba lia bisa aja.
Aku juga mba di rumah udah mulai ngajarin krucils untuk saling membantu.
Wah kece banget nih acaranyaaa. tipsnya juga bermanfaat sekaliii. Makasi sharingnya mbak Wiaaann
Masamamba Diaaannn…. hehe nama kita serupa tapi tak sama
Klo abis baca buku Parenting atau event parenting pasti aja ada yg jadi PR hihii…pinter ya bantuin akung bikin botok.
Mba Wian mdh2an kita bisa ktmu lg ya 🙂
Kebanyakan buku parenting yang dibaca dan acara parenting yang diikuti, semakin banyak PRnya. Huaaaa
Iya Mba, semoga bisa bersua di event yang lain ya..
Tipsnya keceee dan bermanfaat. Acaranya keren. Thanks for shariiing. ^___^
Masama Mba…
Baca artikel ini jadi terasa ingin menangis, Dulu saya nilai UTS ada yang 100, tapi tidak merasa bangga. Saya mengalami susah adaptasi, berkerjasama dengan tim dan kurang percaya diri. Jadi saya hanya hebat dikertas saja.
Sayapun begitu Mas.
mak tipsnya oke nih, bagus untuk diterapin ke anak
btw akungnya keren bisa bikin botok, makanan enak nan sehat ituhhh
Akungnya spesialis bikin botok Mba. Aku sama Yangti aja kalah rasanya klo buat.
Good semoaga para orang tua di negri ini, dapat mengaplikasikanya pada realitas kehidupan.
Semoga ya Mba. Akupun maish terus belajar
Kk pintar sudah bisa membantu, Suka dgn tipsnya mba
🙂
Acaranya menarik, sepertinya harus diperbanyak even-even seperti ini, Saya tertarik dengan role Model, memang anak adalah aktor pecontoh yang paling hebat, dia akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencotoh prilaku orang sekitarnya termasuk orang tua, nah ini tentu menjadi peluang bagi orang tua, untuk selalu memberikan contoh yang baik
PR besar bagi orang tuanya. Karena harus selalu menjaga sikap dan lisan.
membanding2in anak agak susah ya, kadang dilakukan oleh orang lain misal tetangga di bandingin sama anaknya. paling sediih klo gitu
Ho oh aku juga paling bete klo udah kaya gitu.
Banyak pelajaran yang didapat lagi ya, Mba Wian. Apalagi pembicaranya ada Mba Verauli. Pernah ikut talkshow Mba Vera di event Femina dan asyik banget bawainnya. Baca yang aduk2 jelly, jadi terpikir untuk bikin masakan as a bounding parent and kid(s), haha…
Banyak banget Mba. AKu baru kali pertama ini nih ikut talkshow yg pembicaranya Mba Verauli.
Nah setuju banget mba. Praktek nggak segampang teori.
Dulu anakku senang melakukan yang no 3. Ikut bantu-bantu, tapi sekarang lebih banyak menolaknya.. hahahaha… karena sudah besar kali ya? ^_^
Sekarang dia lagi senang memasak makanannya sendiri.
Waaaaa udah bisa masak makanannya sendiri? Hebat euy
Nutrisi tetap penting ya. Acara keren neh. Bisa nambah pengetahuan juga ya.