Entah fenomena atau apa ya. Sekarang ini kok banyak banget berita tentang perselingkuhan. Nggak di kalangan artis, nggak di kalangan orang biasa. Atau karena sekarang semakin banyak orang yang terlalu ekspos di socmed (social media) membuat berita ini (read : selingkuh) semakin terasa bak sesuatu yang fenomenal. Kalau dulu mungkin sebenernya juga banyak. Hanya saja nggak ter-ekspos.
Ok well, di banyaknya kasus selingkuh yang merebak sekarang ini, beberapa orang mencibir pihak laki-laki sebagai pihak “ganjen” dan “mata keranjang”. Tapi ada juga yang mencibir pihak wanita yang “kegatelan” dan “pelakor (perebut laki orang)”. Sebenernya salah siapa sih? Apa iya ada pihak-pihak yang patut disalahkan?
Yang namanya selingkuh, pasti melibatkan pihak yang sudah terikat pernikahan. Mau yang salah satu pihak sudah menikah atau bahkan keduanya sudah menikah.
Aku, yang hanya manusia biasa yang penuh dengan kekurangan, keterbatasan dan kekhilafan ini, pernah berada di dalam lingkaran setan itu. Alhamdulillahnya masih dikelilingi orang-orang yang sangat menyayangi aku sehingga akhirnya bisa trebebas dari lingkaran itu.
Disini aku mau mencoba melihat hal-hal kecil yang menjadi pemicu adanya perselingkuhan dari sudut pandang seseorang yang pernah berada di dalam lingkaran itu.
Dia (kelihatannya) lebih sempurna
Yang perlu di tanamkan di dalam diri setiap orang yang akan menikah atau yang sudah menikah adalah segala sesuatu yang ada di dunia ini nggak ada yang sempurna. Begitupun dengan calon pasangan atau pasangan kita atau bahkan diri kita sendiri. Ketika kita siap untuk menikah, berarti kita juga harus siap untuk menerima segala kekurangan yang ada di dalam diri pasangan kita. Dengan begitu, maka pasangan kita pun akan menerima kekurangan yang ada di dalam diri kita.
Bukan hal mudah. Apalagi setiap diri manusia dilengkapi dengan egonya masing-masing yang terkadang membuat kita merasa diri kita lah yang paling sempurna. Jumawa kalau kata orang mah ya.
Ketika sedikit saja kita nggak bisa menerima kekurangan pasangan kita, maka celah untuk selingkuh pasti akan muncul. Karena apa? Karena kita akan melihat orang diluar sana yang terlihat (terlihat loh ya) lebih sempurna dan lebih istimewa dibanding pasangan kita.
Masih ingat jaman pacaran dengan pasangan kita dulu sebelum menikah? Pasti cuma dialah orang yang paling sempurna dan istimewa di mata kita. Paling manis, paling baik, paling pengertian, dsb. Setelah menikah, mungkin ada satu hal yang ternyata tidak sesempurna dan seistimewa dulu ketika pacaran.
Jaman pacaran palingan intensitas berinteraksinya bisa dihitung lah kan ya. Sementara ketika sudah menikah, intensitas interaksinya sudah setiap hari dimana seharinya itu sampai 24 jam. Ya iyalah yang dulu terlihat sempurna dan istimewa akan terlihat nggak sempurna karena setiap saat kita hadapi.
Dia mendengarkanku
KOMUNIKASI kunci dari suksesnya suatu hubungan, apapun itu. Hubungan dalam pertemanan ataupun pernikahan. Tanpa komunikasi, dijamin bakal bubar jalan.
Yang namanya komunikasi berarti ada pihak yang bicara dan ada pihak yang mendengar dimana keduanya memegang peranan penting. Mendengarkan bukan sekedar pasang telinga. Tapi “hadir” seutuhnya. Memdengarkannya bercerita sampai selesai (TANPA INTERUPSI DI TENGAH CERITA), mendengarkannya dengan sepenuh hati (fokus ke lawan bicara), memberikan tanggapan atau masukan ketika selesai bercerita. That’s all. Sesimpel itu sebenarnya. Tapi terkadang kita lupa untuk menjadi pendengar yang baik. Dan kita cenderung mengedepankan ego kita dalam menanggapi ceritanya tanpa mempertimbangkan perasaan dia yang bercerita, seolah pendapat kitalah yang benar. Yang pada akhirnya malah jadi eyel-eyelan.
Ketika itu yang terjadi dan di luar sana ada pihak ketiga yang lebih bisa menjadi pendengar yang baik, hati-hatilah karena cerita dari pasangan nggak akan lagi kita dengar karena dia akan lebih memilih bercerita dengan pihak ketiga. Dan kamu tau, bercerita atau curhat dengan pihak ketiga merupakan cikal bakal terjadinya hubungan yang lebih jauh (read : selingkuh).
Poin penting dalam menanggapi cerita, nggak semua harus ditanggapi dengan ucapan panjang lebar. Terkadang cukup dengan senyum, puk-puk pundak dan ucapan singkat yang menyejukkan (seperti : iya, iya aku tau, sabar ya, dll) sudah cukup menenangkan. Apalagi dapet bonus dipeluk. Eeaaa
Tutur bahasanya lebih lembut
Setiap manusia pasti punya sisi “galak”. Ada yang terang-terangan menunjukkannya, ada juga yang bisa menyimpannya.
Percayalah, baik suami atau istri nggak akan suka dengan bentakan atau omongan kasar. Apapun itu alasannya. *Ini juga jadi catatan penting untuk diri aku yang terlalu eksplisit menunjukan kegalakannya. Hihi..*
Ketika di rumah kerap kali menerima bentakan sementara di luar sana pihak ketiga bersikap sangat halus dan lembut, hati pasti akan sedikit goyah. Tersempil rasa rindu di perlakukan halus dan lembut.
***
3 hal itu memang sepele banget. Tapi bisa jadi pemicu perselingkuhan loh. Jangan sampai hal-hal yang sebenernya sepele itu, tanpa sadar membuat kita menjauh dari pasangan dan membuat kita merasa mendapat tempat yang jauh lebih nyaman di luar sana. Yang perlu diingat adalah,
Sejauh jauhnya kita melangkah, “rumah” adalan tempat kita kembali.
Pasangan kita lah yang paling tau kita luar dan dalam. Rasa nyaman yang mungkin kita rasakan di luar sana, bisa jadi bukanlah rasa nyaman yang sebenarnya karena pihak ketiga kemungkinan hanya melihat kulit luarnya kita saja. Hanya melihat fisik dan sifat yang tampak di permukaan. Sementara pasangan halal kita, melihat kita sebagai satu paket lengkap dengan plus minusnya.
Baca juga : Pilihlah Laki-Laki Ini Untuk Dijadikan Suami
Jadi kira-kira, jika terjadi perselingkuhan baik dari sisi suami atau istri, siapa yang patut di salahkan?
Menurut aku, kedua belah pihak (baik suami atau istri) punya andil untuk dipersalahkan. Karena sebuah hubungan nggak akan berhasil jika hanya satu pihak yang berusaha untuk menjadi lebih baik. Suatu hubungan akan berhasil ketika kedua belah pihak sama-sama berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan memperbaiki segala kekurangannya.
Kunci utamanya adalah bersyukur. Dengan bersyukur maka segala kekurangan nggak akan menjadi suatu masalah besar. Karena, kitapun bukan pribadi yang sempurna. Bersyukurlah karena pasangan kita bisa menerima kita dengan kekurangan kita.
Kekurangan pasangan bukan sesuatu yang harus dihindari dengan mencari yang jauh lebih baik. Saling utarakan isi hati jika ada sikap yang mengganjal agar kita saling memahami kekurangan yang ada.
Tags : Life
In Life
Fanny f nila says
Kalo aku dulu, ex suami selingkuh krn dia bilang kesepian, secara aku kuliah di penang, dia di aceh. Masalahnya sih, sblm aku pergi kesana, aku udh minta izin, dan dia izinin aku kuliah kluar. So, kalo kmudian dia bilang dia kesepian dan milih selingkuh, yg salah siapa :D?
Tp btw, aku udh ga mikirin itu sih.. Buatku malah bersyukur bisa pisah dr pak mantan dan menikah dgn yg skr :).. Anggab aja yg kmrn dulu pembelajaran 🙂
Wian says
Yang salah dialah Mbaaa…. alesan aje. Hihihi
Justru malah dapat yang lebih baik ya Mba. Happy for u Mba..
turiscantik.com says
kebanyakan mungkin krn rumput tetangga lebih hijau dr rumput pekarang sendiri. bener saya setuju, memang harus banuak bersyukur atas yang kita punya.
Wian says
Kuncinya memang satu itu ya Mba. Bersyukur. Klo udha gitu kan, mau rumput tetangga lbh hijau juga nggak akan ngaruh ya
novaviolita says
ah..sebenarnya jaga hati…, kadang udah nikah punya anak tetp kepincut pria lain…
Wian says
Susah memang ya mba untuk jaga hati. Kadang banyak banget setannya.
Gita siwi says
Iya jaga hati. Itu yang paling dalam.Konon kabarnya kalau masy luar/bule. Definisi selingkuh udah dalam kalau hatinya udah susah dirubah. Kalau kita maaf, kalau pasangan sudah melakukan hal yang teramat dalam itu yang berbahaya. Makanya susah pun pasangan sudah minta maaf. Ini dari hasil wawancara saya dengan psi & juga mereka yang melakukan. Akhirnya ya memang balik lagi pada hati.
Wian says
Selingkuh hati lebih parah dibanding selingkuh perbuatan ya Mba jadi maksudnya.Iya juga sih ya. Karena hatilah yang akan menggerakkan sikap yang akan kita tampilkan. Tapi kan ya tabiat orang kita tuh lebih mengedepankan nafsu dibanding hati sih ya..
Ade UFi says
Setuju sih, perselingkuhan itu terjadi karena dua-duanya. Intropeksi diri yang terpenting sih. Kenapa itu bisa terjadi. Selain itu yang perlu kita ingat, bahwa perselingkuhan terjadi karena yang berselingkuh ataupun yang diselingkuhi tak kuat godaan syetan. Dalam Islam, pasukan iblis terbaik adalah pasukan yang bisa membuat sebuah pernikahan tercerai berai. Jadi bisikannya bukan ke yang selingkuh saja, melainkan ke yang diselingkuhi juga, agar terbakar bara api amarah yang meledak2. Semoga ada ilmu yang kita dapat dari setiap kejadian ^_^
Wian says
Setuju banget mbaa. Bisa jadi justru syetan yang menggoda org yang diselingkuhi akan membuat lbh bahaya. Yang namanya orang di bakar emosin kan.
Rach Alida Bahaweres says
Mnrutku, semua balik juga pada komitmen pernikahan. Apalagi saat udah punya anak ya harus memikirkan psikologi anak
Wian says
Anak memang selalu menjadi pengingat ketika ungin melakukan hal2 negatif
herva yulyanti says
jika dua2nya salah saya ga setuju mba karena dulu sekali saya tahu orang sekitar saya ada yg melakukan selingkuh bukan karena istri salah atau dirumah bermasalahjustru emang dari iseng jadi bencana. yang begini yang kudu dibasmi pake semprotan hahaha kesel banget denger orang selingkuh. Bener kata mba Lida komitmen pernikahan serta mikirin psikologis anak dan pasangan juga tentunya
Wian says
Rata2 dimulainya memang dr iseng2 mba. Biasanya sih diawali dr keisengan pihak cowo yang kemudian ditanggapi oleh pihak cewe. Jd ya keterusan deh.
Wahab Saputra says
Perselingkuhan itu ibarat tindakan kriminal…
Terjadi bukan karna ada niat tapi juga karna ada kesempatan…
Na'uzhubillahimindzalik….
Wian says
Jadi PRnya adalah gimana menghilangkan kesempatan itu
Liswanti Pertiwi says
Kasus perselingkuhan yang terjadi dan sering aku lihat disekitarku, antara lelaki atau perempuan tidak bisa tahan diri, berawal dari kedekatan, akhirnya begitulah. Berawal dari bencana, akhirnya bencana di dalam rumah tangganya.
Wian says
Balik lagi ya mba ke diri masing2. Harus eling klo sdh berkeluarga. Jadi gak akan memulai hal2 kecil yg mgkn nantinya akan berlanjut ke arah perselingkuhan.
Dewi Ratih Purnama says
Kadang satu sama lain sama2 sibuk ya mak, ahirnya jd pemicu mencari tempat lain, makanya disitu pentingnya komitmen & saling pengertian, sesibuk apapun, sempilin quality time utk pasangan..
Wian says
Yes mak setuju. Weekend jadi waktu paling berharga utk menggantikan waktu2 yg hilang.
Vanisa Desfriani says
selalu bingung mu nanggepin apa kalau bahas selingkuh.
Wian says
Disenyumin aja kali yah 🙂
Mei Wulandari says
BENer banget Mb Wian, apapun itu harus banyak2 bersyukur dg apa yg kita punyai. Dengan suami atau istri kita ya. Biar si pelakor gak ganggu juga gaggaahahaha
Wian says
Yes. Kuncinya cuma bersyukur. Klo udah bersyukur, insyaAllah gak akan mempak deh godaan2 diluar sana.
Djangkaru Bumi says
Komunikasi itu yang harus dibenahi, jangan sampai ada kesalahpahaman. Rumah adalah tempat kembali dari segala kelelahan, dan menuju kebahagiaan.
Tapi sekarang dunia semakin terbuka, media social semakin ramai. Antara private dan umum tipis sekali bedanya. Orang mudah menggumbar keluh kesah didunia maya dan orang merasa nyaman didunia maya, kerena merasa disana tempat yang nyaman dan penuh dengan orang-orang pengertian.
Dan ini yang kadang menjadi kelucuan, istri lebih suka berdandan saat keluar rumah daripada saat didalam rumah/bersama suami. Dan suka memajang photo manisnya di media social.
Wian says
Haduuhh tertohok nuh aku mas. Tapi memang bener sih.
nh18 says
Ini topik yang selalu menarik untuk dibahas
kalau menurut saya? saya setuju sekali dengan "Dia mendengarkanku"
Menurut hemat saya, semua dimulai dari hal yang satu itu. Ada kebutuhan yang bisa didapatkan dari "pihak" lain. Yang tidak dia dapatkan di rumah. (ini entah laki-laki atau perempuan)(untuk hal beginian … sama saja chance nya)
Solusinya ?
Berusahalah untuk menjadi pendengar yang baik untuk pasangan anda.
(sebelum dia mencari "sepasang kuping" yang lain)(berikut "seperangkat" lain yang menyertai kuping itu)
(eh ini menurut saya lho ya)(dan saya bisa salah)
Salam saya
Wian says
Nah itu om. Kadang hal sepele untuk mjd pendengar yang baik, tanpa sadar gak pernah kita atau pasangan lakukan. Semakin lama semakin menumpuk rasa kesal di dada. Dan terjadilah…
Nurul Rahmawati says
banyaaaaakk faktor emang, dan somehow we never be in their shoes, jadi yaaa, begitulah 🙂
–bukanbocahbiasa(dot)com–
Wian says
Jaga hati sih ya
Adriana Dian says
Salahnya si Ay… *eh bukan lagi ngomongin yang itu yaaa.. Wkwkwkwkwkwk. Pokoknya kalo ngomongin selingkuh, ingetnya pelakor yang satu itu soalnyaaa, weheheheheee. Intinya mah, setiap pasangan harus bisa menjaga diri, menjaga hati sendiri dan menjaga hati pasangannya ya mak.. Sama banyak-banyak berdoa aja semoga rumah tangga kita semua dijauhi oleh wanita-wanita jahat ya.. aaamiiinnn
Wian says
Hahahaha aku juga gemeeesss sama pelakor yang itu. Hiissshhhh… katanya nunggu konfrensi pers bln juni nih. Katanya dia bakal bongkar. Hahaha jadi ngegosip kita..
Nita Lana Faera says
Saling menjaga dari kedua belah pihak ya, Mba. Untuk masalah mendengar mungkin sepele ya, tapi ketika andai saya pun ga didengar, itu terakhir saya bicara dg orang itu, haha… Hal2 yang sederhana semua memang, makanya mungkin ada yang seringkali mengabaikan…
Wian says
Iy kaaannn.. males banget klo cerita kita gak di denger. Akupun klo sekali gak didenger, gak bakalaannn aku cerita lagi