[…] Sebaiknya stimulasi anak dengan tugas kemandirian terlebih dahulu, seperti memakai baju dan makan sendiri. Setelah itu baru ajarkan anak dengan tugas yang lebih berat. Jangan lupa untuk mengajarkan anak hal remeh temeh yang sering kita abaikan. […]
Orang tua jaman sekarang itu harus banyak banget belajar. Terus terang ini tantangan besar untuk aku dan papandut. Apalagi di jaman milenial seperti sekarang ini. Gempuran sosial media, youtube dan internet yang bagai dua sisi mata uang, ada sisi positif dan ada sisi negatif. Gempuran berita tentang kekerasan pada anak, pelecehan pada anak. Arrrgggghhhhhhh terus terang ngeri dan stress aku ngebayanginnya.
Sex education udah harus mulai diperkenalkan sejak dini, membekali anak dengan cara mempertahankan diri, membekali anak dengan konsep “orang asing” jangan mudah dipercaya, dan banyak hal yang harus mulai kita ajarkan kepada mereka sebagai bekal mereka menghadapi dunia yang semakin menakutkan ini.
Mungkin saking banyaknya yang harus kita bekali kepada mereka, kadang kita justru lupa mengajarkan mereka hal-hal kecil dan remeh temeh yang nggak kalah pentingnya untuk bekal mereka menghadapi dunia kelak. Beberapa hal kecil dan remeh temeh yang harus diajarkan kepada anak :
1. Membereskan piring/ gelas setelah selesai makan
Nggak bisa dipungkiri jika anak jaman sekarang sudah dimanjakan dengan kehadiran ART (Asisten Rumah Tangga) sejak mereka lahir. Dengan kehadiran ART, kadang membuat anak terlalu nyaman “dilayani” sehingga berlanjut hingga dewasa.
Gerah nggak sih liat orang selesai makan, tapi piring dan gelasnya ditinggalkan begitu aja sembarangan. Kalau di restaurant sih wajar lah ya. Lah kalau di rumah? Berdasarkan pengamatan di berbagai tempat, piring dan gelas kotor ditinggalkan di dalam kamar (karena makannya di kamar), atau ditinggalkan begitu saja di atas meja makan. Piring dan gelas tadi akan hilang dari pandangan jika sudah disingkirkan oleh ART.
Ini yang membuat aku harus mengajarkan hal ini kepada krucils. Setidaknya mereka paham untuk bertanggung jawab terhadap apa yang telah mereka lakukan (tanggung jawab setelah menyelesaikan makan).
Cara yang aku lakukan : setelah selesai minum susu/ makan/ minum, dot/ gelas/ dan piring yang habis mereka gunakan, aku langsung suruh mereka taruh di bak cuci piring. Awalnya manyun karena biasanya cukup teriak “mbaaakkkkk”.
2. Mengambil minuman atau makanan sendiri
Masih ada loh yang udah dewasa tapi makan dan minumnya masih nyuruh ART untuk ambilin (disuguhkan di piring lengkap). kalau dapat ART yang bener, biasanya mereka akan menolak halus sambil bercanda. Tapi kadang kan anak lebih galak dibandingkan ARTnya, jadi jiper lah ARTnya. Hehehe. Serius…
Dulu aku sempat dapat ART yang bener. Maksudnya yang memang bisa mengajarkan anak untuk nggak ketergantungan dengan mereka. Tapi ART yang sekarang terlalu melayani anak-anak karena takut dengan anak-anak. Karena itu, aku pelan-pelan kasih pengertian ke anak-anak. Walaupun kadang ketangkep teriak “Mbaaakkk mau minum”.
Aku nggak mau kelak mereka asal main perintah untuk hal-hal yang sebenarnya bisa mereka lakukan sendiri dan sebenarnya bukan job desc dari ART.
3. Untuk perempuan, bisa bersih-bersih rumah dan “mengenal” dapur
Dulu aku dan adikku selalu manyun kalau di suruh ibu nyuci piring dan nyapu pel ketika ART mudik. Malah sempet loh ketika nilai ujian jelek aku menyalahkan ibu karena setelah makan harus cuci piring, padahal seharusnya kan langsung belajar. Hahaha padahal mah emang belajarnya aja yang nggak serius.
Tapi sekarang ketika menjadi ibu, aku beruntung sekali kalau dulu ibu mengajarkan aku seperti itu. Setidaknya aku bisa beres-beres rumah dan dapurku sendiri. Yang terkadang nggak cukup bersih jika dibersihkan oleh ART.
Siapa yang waktu remaja ((REMAJA)) sering disuruh bantuin ibu masak atau dimintai tolong belanja ke pasar? Akuuuuuu……
Waktu pertama kali dimintai tolong belanja ke pasar, aku dan adikku bingung setengah mati. Cuma dibekali catatan belanja disuruh beli daun katuk. Lah kita bingung ya penampakan daun katuk tuh kaya apa. Hahaha asli lucu. Sampai bolak balik ke pasar karena ada ajaaaa yang salah beli. Selain ke pasar, aku dan adikku juga beberapa kali diminta bantu ibu masak di dapur. Dan dari situ aku tau bedanya jahe, kunyit dan lengkuas, ketumbar dan merica.
Kenapa aku mau mengajarkan Anel seperti apa yang ibu ajarkan ke aku? Karena aku nggak mau kelak Anel nggak bisa “menyalakan” kompor (baca : masak). Walau bagaimanapun, setinggi apapun pendidikan dan karir seorang perempuan, setidaknya mereka bisa masak ala kadarnya. Kebayang kan bagaimanan nanti ketika menikah kalau nggak bisa masak blas. Yaaa kalau pas dapet ART jago masak sih nggak masalah. *curcol* 😃
4. Naik angkot/ kendaraan umum
Iya iya jaman sekarang udah banyak yang selalu diantar mobil kemana-kemana. Tapi kan nggak ada salahnya kalau anak-anak diajarkan untuk sedikit susah. Nggak melulu naik mobil ber AC. Karena hidup di jakarta itu kejam meeeeennn. Hahaha…
Nggaaaakkk…. bukan apa-apa, tapi supaya mereka nggak “lembek” menghadapi dunia nyata nantinya.
Walaupun untuk hal yang satu ini aku belum bisa mengajarkan anak-anak naik angkot dengan rute yang jauh, tapi sudah lumayan kok dengan mengenalkan mereka naik commuter line, berdesak-desakan di stasiun dan naik angkot ke ruko depan. Untuk naik bis, aku belum sanggup bawa mereka. Akunya yang lembek, nggak sanggup kalau harus gendang gendong.
Sudah kan Ayah Bunda mengajarkan hal-hal di atas kepada anak-anaknya?
Banyak hal penting yang harus kita bekali kepada anak-anak untuk menghadapi dunia nyata nantinya.
- Agama nomer 1,
- Pendidikan sudah pasti harus kudu mesti di bekali setinggi-tingginya,
- Ketrampilan atau keahlian khusus juga perlu, dan banyak hal penting lainnya.
Tapi jangan lupa juga untuk mengajarkan mereka hal-hal kecil nan sepele dan remeh temeh ini, yang mungkin kita lewati. Karena kelak, bukan hanya kepintaran yang membuat kita dihargai oleh orang lain. Dan kelak mereka harus bisa bertahan hidup dan bertanggung jawab minimal untuk dirinya sendiri.
Hidup nggak selamanya menyenangkan. Fasilitas kelas wahid nggak selalu kita dapatkan. Dan roda kehidupan selalu berputar. Itulah kenyataan hidup yang harus anak-anak hadapi kelak.
Tags : Parenting
Keke Naima says
Kalau urusan dimanjakan,saat saya kecil yang justru lebih dimanjakan. Jadi hal-hal simple seperti yang ditulis di sini luput.
Ketika menikah, saya bertekad gak mau pake ART. Lumayan berat karena seperti mengubah kebiasaan saya banget. Tapi jadinya saya pun mengajarkan anak-anak hal-hal di atas 🙂
Wian says
Berasa banget ya mba perbedaannya? Akupun berfikir begitu, klo anak2 terlalu dimanjakan takut nantinya mereka terkaget-kaget
Roy Vandi Tambunan says
Bener sekali mba, harus mengajarkan hal hal kecil kepada anak tidak manja
Wian says
Iya mas. Kita sih mendoakannya supaya hidup mereka nanti lebih baik dr kita atau minimal sperti kita. Tapi kan kita gak tau ya masa depan akan spt apa. Jd mungkin ini salah satu bekal mereka nanti..
Dina safitri says
Makasih mbak ilmunya, bermanfaat banget buat new mom kayak saya. Noted..
Wian says
Sama-sama Mba
(sulis) bunda raka-alya says
Setuju mbak..
Biar anak-anak mengerti dengan tugas dan tanggung jawab, mmng harus dilatih sejak kecil. Klo naik angkot aku yang blm pernah coba, blm tega..
Wian says
Klo naik angkot sendiri aku juga belum berani lepas mba. Apalagi jaman sekarang.
Fanny f nila says
Setujuuuu! :D. Aku slalu nekanin k anakku, kalo baby sitter mereka dan ART itu juga bisa dianggab ibu mereka krn biar gmnpun, mereka yg lbh banyak bersama anak2 mba. Makanya aku bkl marah besar kalo sampe kedengeran anak2 menyuruh babysitternya, ato marah2, ato berkata kasar. Urusan beresin maianan, itu aku slalu bilang bhw ga boleh diberesin ama mba ART ato babysitter. Hrs mereka sendiri, trutama si kaka yg udh lbh gede. Ini supaya mereka ngerti klo hidup itu ga segampang cm teriak lalu kebutuhan mereka terpenuhi 😀
Wian says
Sama mba. AKu juga klo liat anak-anak mulai teriak2 nyuruh atau mulai "iseng", langsung aku tegur. Dan sekarang mereka pelan-pelan mulai paham.
Mei Wulandari says
Aku pernah ngajak anakku usia 15 bulan naik angkot waktu itu, seru hehe
Wian says
Aku baru ngajak anakku naik angkot itu ketika mereka udah mulai bisa jalan sendiri.
monda says
pertama kali ngelepas anak naik angkot lucu deh…
anak nggak tau kita liat dari jauh, udah naik angkot kita ngikut dari belakang aja ha.. ha..
Wian says
Haha..persis nih sama cerita tanteku. Dianter naik angkot trus kitanya ngikutin diem-diem di belakang angkot.
Ami Hamni says
waaah kayaknya bisa aku praktekin nih kalo udah punya anak, ini mah bagus banget buat kemandirian seorang anak 🙂
Wian says
Mudah-mudahan nanti ketika jadi ibu bisa dipraktekin yah.. 🙂
Ribka Larasati says
Wah jadi inget dulu waktu kecil disuruh nyoba naik angkot untuk pertama kalinya. Satu dua kali ditemeni dulu biar tau arah dan jurusannya, habis itu langsung sendiri naik angkot.
Wian says
Aku juga gitu mba dulu. Malah pernah ketika dilepas sendiri, aku nyasar doongg.
Vanisa Desfriani says
mama mengajarkan juga, tapi ga dipaksakan. Sampe akhirnya ya ga usah disuruh udah tau dan ga misuh-misuh 😀
ke pasarnya deket ya mak? sampe bolak balik gitu.
Wian says
Cape juga ya mba klo misuh-misuh tiap kali disuruh. Hahaha..
Deket mbaaa pasarnya. Hihihi… bisa jalan kaki.
Ida Tahmidah says
Saya termasuk yang agak ketat soal ini, pembiasaan yg sy biasakan ke kelima anak saya. Tp kemarin denger cerita pedofil di timeline fb jadi ngeri.. Kayaknya buat si bungsu saya rem deh membiarkan dia sendirian…. 🙁
Wian says
Mungkin untuk keluar rumah sendiirnya yang agak di rem ya Mba.
Aku juga ngeri banget baca dan denger beritanya. Rasanya pengen selalu ngetekin anak-anak supaya nggak ada yang berani sentuh selain kita orang tuanya.
Nita Lana Faera says
Jadi teringat sharing-nya woman entrepreneur Datuk Stella Chin yg punya 4 anak. Kemandirian yang diajarkan ke anak2 yg bikin beliau jadi punya waktu banyak mengurus bisnis. Beliau mengajarkan ke anak2 kalau ART itu tugasnya membantu Mama mengurus rumah, bukan kalian. Jadi kebutuhan kalian kerjakan sendiri.
saat santai says
Hal-hal kecil atau sepele pun harus diajarkan kepada anak. Karena berawal dari sesuatu yang kecil akan berakibat memberikan dampak yang besar. 🙂